Februati bulan terbasah. Hujan paling sering turun. Tetapi beberapi hari ini, panas terik dengan cuaca yang tidak enak, hujan hanya gerimis. Anak-anak bergantian sakit, sakit umum musim hujan, panas batuk pilek. Termasuk orangtuanya juga ikut sakit. Perlu ekstra vitamin, makan banyak supaya tetap kuat melayani anak-anak.
Banjarmasin, terutama di lingkungan tempat tinggalku juga kurang nyaman akhir-akhir ini. Beberapa kali listrik mati. Dan yang terutama adalah air PDAM yang tidak mengalir, kalaupun mengalir debitnya sangat kecil dan hanya mampu keluar di keran terendah (tidak sampai semeter dari permukaan tanah). Berhari-hari sudah keadaan ini. Yang baru kutemui di sini adalah, biar berlangganan PDAM tapi belakangan ini banyak rumah yang memiliki mesin air, bukan menyedot air tanah tapi 'lomba' menyedot air PDAM yang debitnya kecil tersebut. Awalnya aku juga tidak punya, akibatnya sangat kesulitan air. Tapi kok melihat para tetangga dengan santainya 'membuang-buang' air untuk mencuci mobil segala, ternyata mereka sedot air PDAM itu dengan mesin. Ya sudah, akhirnya suamiku juga menyedikan mesin tersebut. Sejujurnya aku kurang suka harus menyedot terus, pertama kasihan bagi yang tidak punyai mesin, semakin sulit air menetes di rumah mereka karena keburu disedot rumah-rumah lain, kedua kok biayanya jadi dobel ya , ya bayar PDAM juga bayar listrik untuk menyalakan mesin airnya. Di daerah kami tidak memungkinkan menyedot air tanah karena umumnya perumahan di sini berada di atas tanah rawa yang berair (rumah panggung).
Dulu, ketika aku SD atau SMP, dari pelajaran yang kuterima, bahan kebutuhan pokok itu antara lain rumah, pakaian dan bahan makanan pokokk seperti beras dkk. Ternyata saat ini banyak sekali bahan pokok yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Krisis BBM terutama, bensin dan gas, kok jadi masalah cukup memusingkan belakangan ini. Di stasiun pompa bensin, sering terjadi antrian, meski biasanya solar, tapi pada saat-saat tertentu bensin juga sering antri. Satu lagi kebutuhan pokok yaitu gas elpiji. Selama sebulan terakhir kelangkaan gas melanda Banjarmasin. Kami juga kena dampaknya. Harga refill tabung 12 kg pada saat normal adalah Rp.95.000,-- ternyata dengan susah payah kami mendapat gas di jaman 'susah' dikenai harga Rp.130.000,-- Alasannya pasokan dari Balikpapan terhambat, hu ...hu... jadi kepingin ke Balikpapan memborong langsung di sana ... :)
BBM sangat berpengaruh dengan harga-harga barang lainnya. Kenaikan harga BBM dan kelangkaannya, otomatis bisa mendongkrak harga-harga barang lainnya. Duh, bener deh... ibu rumah tangga sebagai manajer keuangan bertambah pusing jadinya. Masak, mau balik pakai kayu bakar lagi, lagian kayu juga semakin susah didapat lho....