Ini rangkumanan kisah hari kemarin, tepatnya Rabu tanggal 2 Mei 2012. Yap, bertepatan dengan hari pendidikan nasional. Setelah sekitar dua minggu tidak pernah membeli bensin di SPBU, horee... eh... Alhamdulillah, kemarin aku berhasil beli bensin di SPBU. Masih antri meski tidak panjang, sudah nampak normal kok, bahkan di jalur mobil hanya terlihat satu mobil sedang mengisi. Di jalur solar, tertera tulisan 'solar ada' ...eh... malah tidak ada antrian truk yang biasanya mengular itu. Selama krisis bensin kemarin, ada instruksi dari Pemda bahwa pembelian bensin untuk motor maksimum Rp.20.000,- ternyata kemarin kuisi full tank hanya sampai Rp.14 ribu ...hihi..., itupun puasnya luar biasa. Sementara di eceran pinggir jalan, masih banyak yang mematok harga Rp.6 ribu, dengan ketepatan volume satu liter per botolnya diragukan.
Di perjalanan ke rumah, aku tertarik membeli gado-gado yang sudah pernah kucoba dan rasanya enak. Masalahnya tukang gado-gado ini mangkalnya di dean rumah orang yang terletak di pinggir jalan umum. Ada sekitar 3 pembeli menunggu tykang gado-gado meracik dagangannya, ketika tiba-tiba sebuah mobil cukup besar (strada triton kalau tidak salah) menepi dan tet..tet..tet..tet... sang sopir memencet klakson bertubi-tubi. Hiks, semua pembeli gado-gado menoleh, di kepala kami kayaknya sama ini orang mau beli gado-gado. Kaca jendela turun pelan-pelan, tampak seorang ibu yang badanya tidak kalah besar dengan mobilnya masih tet..tet...tet... dengan klaksonnya. Penjual gado-gado mendongakkan kepalanya, mengkofirmasi apakah si ibu berniat beli dagangannya. Oh, ternyata tidak, dia mencari sang pemilik rumah, penjual gado-gado pun memanggil yang dimaksud, tapi tidak ada sahutan dari dalam rumah. Sebentar kemudian, terdengar ibu yang di mobil itu menelpon, ke penghuni rumah tentunya, barulah keluar yang punya rumah yang ternyata anaknya. Sang ibu yang dicari tidak ada ternyata. Intinya, kenapa ibu di mobil gede itu tidak turun saja, baik-baik mendatangi rumah yang dituju, jadi ribut-ribut pake klakson menjadi perhatian orang lain. Hemmm.....
Innalillahi wa inna ilaihi roojiun, kemarin ada berita duka yaitu meninggalnya menteri kesehatan non aktip, ibu Endang Rahayu. Selama beberapa bulan memang beliau dalam kondisi sakit karena radang paru-paru, hingga kritis sampai ujung usianya. Tuh kan, orang kesehatan dan dokter pun bisa sakit juga yang kadang-kadang orang awam sepertiku tidak menduga. Tapi ngomong-ngomong, katanya orang-orang yang bekerja di bidang kesehatan adalah salah satu kelompok yang rentan kena penyakit, apalagi kalau bukan karena seringnya berhubungan dengan penyakit dan kawan-kawannya. Sungguh, kesehatan itu adalah suatu nikmat yang luar biasa. Tiang untuk beraktivitas adalah badan yang sehat.
Apalagi ceritanya ya. Oh ya, sore kemarin laper-laper tergoda bikin kue. Nyobalah resep cake moka. Dari cara bikinnya kayaknya ini termasuk sponge cake deh. Buktinya, telur lebih banyak dari terigu dan butter leleh. Telur dikocok dengan gula terlebih dahulu sampai kental dan mengembang, dan tanpa pake baking powder pula. Jadinya oke bin mantap, lembut kayak spon, ukuran resepnya (meski bikin cuma separuh resep) pas. Bisa dijadikan resep andalan dan dasar berbagi sponge cake lainnya, keju, orange, coklat, sampai blackforest. Besok bikin lagi ah...