Halo, my blog. So sorry, lama dicuekin, bukan lupa tapi
benar-benar tidak punya waktu khusus nulis yang panjang lebar. Iri bener dengan
ibu-ibu rumah tangga full, tanpa asisten, anak banyak ngurus sendiri, tapi
masih bisa nulis entah di blog, jejaring sosial bahkan bikin buku. Kumaha
carana ? Kudu punya laptop kah yang bisa digendong kemana-mana, sementara di
rumahku cuma ada satu PC yang diam di pojok ruang keluarga dan nggak mungkin
dong diboyong kemana-mana. Setelah anak-anak tidur? Hem... sudah jam sepuluhan
malam, emaknya juga harus istirahat dong
jadi turut bobo ...:) Ya, sudah, ini sekedar say hello bahwa aku masih punya
keinginan nulis lagi, mudah-mudahan dilancarkan bagaimana pun nanti caranya.
Sekedar Jejak
belajar adalah sesuatu yang berlangsung seumur hidup
Tuesday, September 18, 2012
Thursday, May 3, 2012
Rupa-rupa 2 Mei
Ini rangkumanan kisah hari kemarin, tepatnya Rabu tanggal 2 Mei 2012. Yap, bertepatan dengan hari pendidikan nasional. Setelah sekitar dua minggu tidak pernah membeli bensin di SPBU, horee... eh... Alhamdulillah, kemarin aku berhasil beli bensin di SPBU. Masih antri meski tidak panjang, sudah nampak normal kok, bahkan di jalur mobil hanya terlihat satu mobil sedang mengisi. Di jalur solar, tertera tulisan 'solar ada' ...eh... malah tidak ada antrian truk yang biasanya mengular itu. Selama krisis bensin kemarin, ada instruksi dari Pemda bahwa pembelian bensin untuk motor maksimum Rp.20.000,- ternyata kemarin kuisi full tank hanya sampai Rp.14 ribu ...hihi..., itupun puasnya luar biasa. Sementara di eceran pinggir jalan, masih banyak yang mematok harga Rp.6 ribu, dengan ketepatan volume satu liter per botolnya diragukan.
Di perjalanan ke rumah, aku tertarik membeli gado-gado yang sudah pernah kucoba dan rasanya enak. Masalahnya tukang gado-gado ini mangkalnya di dean rumah orang yang terletak di pinggir jalan umum. Ada sekitar 3 pembeli menunggu tykang gado-gado meracik dagangannya, ketika tiba-tiba sebuah mobil cukup besar (strada triton kalau tidak salah) menepi dan tet..tet..tet..tet... sang sopir memencet klakson bertubi-tubi. Hiks, semua pembeli gado-gado menoleh, di kepala kami kayaknya sama ini orang mau beli gado-gado. Kaca jendela turun pelan-pelan, tampak seorang ibu yang badanya tidak kalah besar dengan mobilnya masih tet..tet...tet... dengan klaksonnya. Penjual gado-gado mendongakkan kepalanya, mengkofirmasi apakah si ibu berniat beli dagangannya. Oh, ternyata tidak, dia mencari sang pemilik rumah, penjual gado-gado pun memanggil yang dimaksud, tapi tidak ada sahutan dari dalam rumah. Sebentar kemudian, terdengar ibu yang di mobil itu menelpon, ke penghuni rumah tentunya, barulah keluar yang punya rumah yang ternyata anaknya. Sang ibu yang dicari tidak ada ternyata. Intinya, kenapa ibu di mobil gede itu tidak turun saja, baik-baik mendatangi rumah yang dituju, jadi ribut-ribut pake klakson menjadi perhatian orang lain. Hemmm.....
Innalillahi wa inna ilaihi roojiun, kemarin ada berita duka yaitu meninggalnya menteri kesehatan non aktip, ibu Endang Rahayu. Selama beberapa bulan memang beliau dalam kondisi sakit karena radang paru-paru, hingga kritis sampai ujung usianya. Tuh kan, orang kesehatan dan dokter pun bisa sakit juga yang kadang-kadang orang awam sepertiku tidak menduga. Tapi ngomong-ngomong, katanya orang-orang yang bekerja di bidang kesehatan adalah salah satu kelompok yang rentan kena penyakit, apalagi kalau bukan karena seringnya berhubungan dengan penyakit dan kawan-kawannya. Sungguh, kesehatan itu adalah suatu nikmat yang luar biasa. Tiang untuk beraktivitas adalah badan yang sehat.
Apalagi ceritanya ya. Oh ya, sore kemarin laper-laper tergoda bikin kue. Nyobalah resep cake moka. Dari cara bikinnya kayaknya ini termasuk sponge cake deh. Buktinya, telur lebih banyak dari terigu dan butter leleh. Telur dikocok dengan gula terlebih dahulu sampai kental dan mengembang, dan tanpa pake baking powder pula. Jadinya oke bin mantap, lembut kayak spon, ukuran resepnya (meski bikin cuma separuh resep) pas. Bisa dijadikan resep andalan dan dasar berbagi sponge cake lainnya, keju, orange, coklat, sampai blackforest. Besok bikin lagi ah...
Di perjalanan ke rumah, aku tertarik membeli gado-gado yang sudah pernah kucoba dan rasanya enak. Masalahnya tukang gado-gado ini mangkalnya di dean rumah orang yang terletak di pinggir jalan umum. Ada sekitar 3 pembeli menunggu tykang gado-gado meracik dagangannya, ketika tiba-tiba sebuah mobil cukup besar (strada triton kalau tidak salah) menepi dan tet..tet..tet..tet... sang sopir memencet klakson bertubi-tubi. Hiks, semua pembeli gado-gado menoleh, di kepala kami kayaknya sama ini orang mau beli gado-gado. Kaca jendela turun pelan-pelan, tampak seorang ibu yang badanya tidak kalah besar dengan mobilnya masih tet..tet...tet... dengan klaksonnya. Penjual gado-gado mendongakkan kepalanya, mengkofirmasi apakah si ibu berniat beli dagangannya. Oh, ternyata tidak, dia mencari sang pemilik rumah, penjual gado-gado pun memanggil yang dimaksud, tapi tidak ada sahutan dari dalam rumah. Sebentar kemudian, terdengar ibu yang di mobil itu menelpon, ke penghuni rumah tentunya, barulah keluar yang punya rumah yang ternyata anaknya. Sang ibu yang dicari tidak ada ternyata. Intinya, kenapa ibu di mobil gede itu tidak turun saja, baik-baik mendatangi rumah yang dituju, jadi ribut-ribut pake klakson menjadi perhatian orang lain. Hemmm.....
Innalillahi wa inna ilaihi roojiun, kemarin ada berita duka yaitu meninggalnya menteri kesehatan non aktip, ibu Endang Rahayu. Selama beberapa bulan memang beliau dalam kondisi sakit karena radang paru-paru, hingga kritis sampai ujung usianya. Tuh kan, orang kesehatan dan dokter pun bisa sakit juga yang kadang-kadang orang awam sepertiku tidak menduga. Tapi ngomong-ngomong, katanya orang-orang yang bekerja di bidang kesehatan adalah salah satu kelompok yang rentan kena penyakit, apalagi kalau bukan karena seringnya berhubungan dengan penyakit dan kawan-kawannya. Sungguh, kesehatan itu adalah suatu nikmat yang luar biasa. Tiang untuk beraktivitas adalah badan yang sehat.
Apalagi ceritanya ya. Oh ya, sore kemarin laper-laper tergoda bikin kue. Nyobalah resep cake moka. Dari cara bikinnya kayaknya ini termasuk sponge cake deh. Buktinya, telur lebih banyak dari terigu dan butter leleh. Telur dikocok dengan gula terlebih dahulu sampai kental dan mengembang, dan tanpa pake baking powder pula. Jadinya oke bin mantap, lembut kayak spon, ukuran resepnya (meski bikin cuma separuh resep) pas. Bisa dijadikan resep andalan dan dasar berbagi sponge cake lainnya, keju, orange, coklat, sampai blackforest. Besok bikin lagi ah...
Wednesday, April 25, 2012
Cake Coklat Andalan
Resep ini luar biasa, simpel tapi rasanya mantap. Dari Martha Stewart, cake coklat ini jadi andalan. Setiap bikin cepat habis oleh anak-anak apalagi dibantu teman-teman main mereka ..haha... Percayalah, rasanya lebih ueenaak dari tampangnya..
Cake Coklat (Martha Stewart)
Bahan I
Bahan II
Bahan III
masukkan cairan coklat + kopi, aduk rata. terakhir masukkan campuran terigu dan diaduk rata cukup dengan spatula. tuang ke loyang dan dibakar selama 40 menit.
biasanya setengah perjalanan (20 menit), loyang kuputar supaya panggangannya rata,dan dilanjutkan 20 menit kemudian sampai matang. karena oven tangkring di atas kompor jadi tingkat derajat panasnya berdasarkan pengalaman dan perasaan. ah, aku pingin sekali punya oven meski otan yang lebih bagus dan mantap, insyaAllah
selamat menikmati....
Cake Coklat (Martha Stewart)
Bahan I
- 1/2 cup cacao diayak
- 1/3 cup kopi panas (nescafe yang ada di rumah)
- 1/2 cup susu, suhu ruang
Bahan II
- 1 1/3 cup cake flour (aku pake terigu biasa)
- 1/2 sendok teh baking powder
- 1/4 sendok teh garam
Bahan III
- 3/4 cup unsalted butter (diriku pake margarine)
- 1 1/4 cup gula halus (kalo pake gula biasa kayaknya cukup 1 cup)
- 1/2 sendok makan vanila (aku sering tidak pake karena tidak punya stok)
- 3 butir telur ukuran sedang (di resep asli tertulis 2 large eggs)
masukkan cairan coklat + kopi, aduk rata. terakhir masukkan campuran terigu dan diaduk rata cukup dengan spatula. tuang ke loyang dan dibakar selama 40 menit.
biasanya setengah perjalanan (20 menit), loyang kuputar supaya panggangannya rata,dan dilanjutkan 20 menit kemudian sampai matang. karena oven tangkring di atas kompor jadi tingkat derajat panasnya berdasarkan pengalaman dan perasaan. ah, aku pingin sekali punya oven meski otan yang lebih bagus dan mantap, insyaAllah
selamat menikmati....
Tuesday, April 24, 2012
Masih (Susah Bensin)
Makin hari makin penuh saja antrian di SPBU. Pertanyaannya adalah ada apa ini ? Apakah ini juga terjadi di bagian Indoensia lainnya, atau hanya di Kalsel (mungkin juga Kalteng). Beberapa hari yang lalu aku sudah terkaget-kaget waktu beli bensin eceran mencapai Rp.7.000,- per liter, ehh.. kemarin harganya sudah ada yang menaruh di Rp.8.000,- per liter. Wah...wah... tambah pusing saja. Entah kami termasuk golongan layak subsidi atau tidak, toh mau tidak mau harus membeli dengan harga yang nyaris dua kali lipat itu. Bensin memang kebutuhan pokok, bagiku terutama untuk motor yang tiap hari antar jemput anak sekolah yang berjarak sekitar lima kilometer dari rumah. Jadi mengkhayal seandainya sekolah anak-anak relatip dekat, mereka pulang pergi cukup dengan sepeda. Sehat dan murah. Masalahnya sekarang jarak tempuh cukup jauh dan kalau bersepeda sangat beresiko di jalan raya yang padat dan rawan terjadi apa-apa.
Siapa sih mereka yang rela antri setiap hari di SPBU, berlapis-lapis kendaraan, bermeter-meter panjangnya hingga memakan badan jalan, bahkan sudah penuh antrian sebelum SPBU dibuka (bensin masih kosong). Apa tidak ada kegiatan lain, menunggu berjam-jam di antrian ? Konon, sebagian besar mereka adalah para pelangsir ya... entahlah.
Siapa sih mereka yang rela antri setiap hari di SPBU, berlapis-lapis kendaraan, bermeter-meter panjangnya hingga memakan badan jalan, bahkan sudah penuh antrian sebelum SPBU dibuka (bensin masih kosong). Apa tidak ada kegiatan lain, menunggu berjam-jam di antrian ? Konon, sebagian besar mereka adalah para pelangsir ya... entahlah.
Wednesday, April 18, 2012
Bensin oh bensin....
Setengah bulan April sudah berlalu, dan secara resmi harga bensin memang tidak jadi dinaikkan, artinya tetap Rp.4.500,- per liter Tapi sejak dua minggu terakhir bulan Maret sampai sekarang, artinya kurang lebih sebulan, aku belum pernah lagi beli bensin di SPBU. Entah apa sebabnya, betah amat sampai sebulan ya..., antrian di SPBU di Banjarmasin, tidak menunjukkan tanda-tanda berkurang. Antrian baik mobil apalagi sepeda motor, tetap saja panjang, dan berlapis-lapis. Alhasil, selama ini selalu beli bensin di kios-kios pinggir jalan. Dan hebatnya harganya tidak lagi seperti yang dulu Rp.5.000,- per liter, tetapi sudah Rp.6.000,- atau Rp.6.500,- per liter. Itu di Banjarmasin, konon di daerah Kalteng yang pasokannya dari Kalsel, di eceran sudah mencapai minimal Rp.7.000,-
Juga, harga bahan-bahan pokok, yang menjelang rencana kenaikan BBM dulu sudah naik, sampai sekarang pun enggan turun atau kembali ke harga awal. Duh, beratnya ya... Bawa selembar limapuluh ribuan sehari, seperti bawa seribuan atau duaribuan, langsung habis. Tapi, seharusnya dalam keadaan begini, kita wajib melihat ke bawah. Bagaimana mereka yang berpenghasilan pas-pasan ? Bagaimana mereka memenuhi kebutuhan pokok keluarganya di tengah harga-harga yang kian tinggi ini ? Selayaknya kita masih bisa bersyukur, kalau melihat mereka.
Belum lagi, berita tentang kejahatan geng motor. Aduh, orang-orang itu ya ...., pake sepeda motor (yang pastinya mengkonsumsi bensin), untuk membuat onar dan kejahatan. Itu mungkin yang dikatakan salah seorang teman, bahwa kita boros dengan bensin. Boros karena penggunaan bensin hanya untuk kebut-kebutan (senang-senang) termasuk mobil-mobil pribadi yang isi penumpangnya relatip sedikit. Entahlah, bagiku sebuah kendaraan sepeda motor di rumah ini sangatlah penting, karena digunakan untuk kegiatan sehari-hari antar jemput anak-anakku sekolah dari mereka TK sampai saat ini sudah SMP. Kalau mobil, memang seharusnya Pemerintah mengelola angkutan umum lebih baik lagi sehingga layak dan nyaman digunakan masyarakat, dan akan mengurangi penggunaan mobil pribadi.
Naik sepeda motor itu nikmat, mengutip dari teman di dunia maya, dengan sepeda motor kalau hujan kita tidak kepanasan dan kalau panas tidak kehujanan ... hehe...:) Bagiku, kerekatan keluarga semakian lengket saat naik satu motor satu keluarga ..., kan jadi mepet-mepet supaya muat...:)
Juga, harga bahan-bahan pokok, yang menjelang rencana kenaikan BBM dulu sudah naik, sampai sekarang pun enggan turun atau kembali ke harga awal. Duh, beratnya ya... Bawa selembar limapuluh ribuan sehari, seperti bawa seribuan atau duaribuan, langsung habis. Tapi, seharusnya dalam keadaan begini, kita wajib melihat ke bawah. Bagaimana mereka yang berpenghasilan pas-pasan ? Bagaimana mereka memenuhi kebutuhan pokok keluarganya di tengah harga-harga yang kian tinggi ini ? Selayaknya kita masih bisa bersyukur, kalau melihat mereka.
Belum lagi, berita tentang kejahatan geng motor. Aduh, orang-orang itu ya ...., pake sepeda motor (yang pastinya mengkonsumsi bensin), untuk membuat onar dan kejahatan. Itu mungkin yang dikatakan salah seorang teman, bahwa kita boros dengan bensin. Boros karena penggunaan bensin hanya untuk kebut-kebutan (senang-senang) termasuk mobil-mobil pribadi yang isi penumpangnya relatip sedikit. Entahlah, bagiku sebuah kendaraan sepeda motor di rumah ini sangatlah penting, karena digunakan untuk kegiatan sehari-hari antar jemput anak-anakku sekolah dari mereka TK sampai saat ini sudah SMP. Kalau mobil, memang seharusnya Pemerintah mengelola angkutan umum lebih baik lagi sehingga layak dan nyaman digunakan masyarakat, dan akan mengurangi penggunaan mobil pribadi.
Naik sepeda motor itu nikmat, mengutip dari teman di dunia maya, dengan sepeda motor kalau hujan kita tidak kepanasan dan kalau panas tidak kehujanan ... hehe...:) Bagiku, kerekatan keluarga semakian lengket saat naik satu motor satu keluarga ..., kan jadi mepet-mepet supaya muat...:)
Hai, my blog
Kiat rajin menulis di blog (ala diriku) :
- nyalakan kompi dan langsung buka blog terlebih dahulu (jangan google, fb, twitter, dll yang akan menyita waktu membaca sehingga malas ke blog)
- nyalakan komputer dahulu daripada TV, nanti keasyikan lihat TV malas nge-blog
- sempatkan diri, setiap hari, saat belum sibuk atau sedang santai, membuka blog
- tulis segera yang ada dalam kepala, tentang isi dan tata bahasa bisa diedit kemudian
- biar sedikit tapi ada jejak menulis, tidak perlu panjang lebar
- kalau ada rezeki, miliki smart phone, sehingga bisa ngetik dimana saja ( susah bawa komputer kemana-mana ... )
Tuesday, February 28, 2012
Bahan Pokok
Februati bulan terbasah. Hujan paling sering turun. Tetapi beberapi hari ini, panas terik dengan cuaca yang tidak enak, hujan hanya gerimis. Anak-anak bergantian sakit, sakit umum musim hujan, panas batuk pilek. Termasuk orangtuanya juga ikut sakit. Perlu ekstra vitamin, makan banyak supaya tetap kuat melayani anak-anak.
Banjarmasin, terutama di lingkungan tempat tinggalku juga kurang nyaman akhir-akhir ini. Beberapa kali listrik mati. Dan yang terutama adalah air PDAM yang tidak mengalir, kalaupun mengalir debitnya sangat kecil dan hanya mampu keluar di keran terendah (tidak sampai semeter dari permukaan tanah). Berhari-hari sudah keadaan ini. Yang baru kutemui di sini adalah, biar berlangganan PDAM tapi belakangan ini banyak rumah yang memiliki mesin air, bukan menyedot air tanah tapi 'lomba' menyedot air PDAM yang debitnya kecil tersebut. Awalnya aku juga tidak punya, akibatnya sangat kesulitan air. Tapi kok melihat para tetangga dengan santainya 'membuang-buang' air untuk mencuci mobil segala, ternyata mereka sedot air PDAM itu dengan mesin. Ya sudah, akhirnya suamiku juga menyedikan mesin tersebut. Sejujurnya aku kurang suka harus menyedot terus, pertama kasihan bagi yang tidak punyai mesin, semakin sulit air menetes di rumah mereka karena keburu disedot rumah-rumah lain, kedua kok biayanya jadi dobel ya , ya bayar PDAM juga bayar listrik untuk menyalakan mesin airnya. Di daerah kami tidak memungkinkan menyedot air tanah karena umumnya perumahan di sini berada di atas tanah rawa yang berair (rumah panggung).
Dulu, ketika aku SD atau SMP, dari pelajaran yang kuterima, bahan kebutuhan pokok itu antara lain rumah, pakaian dan bahan makanan pokokk seperti beras dkk. Ternyata saat ini banyak sekali bahan pokok yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Krisis BBM terutama, bensin dan gas, kok jadi masalah cukup memusingkan belakangan ini. Di stasiun pompa bensin, sering terjadi antrian, meski biasanya solar, tapi pada saat-saat tertentu bensin juga sering antri. Satu lagi kebutuhan pokok yaitu gas elpiji. Selama sebulan terakhir kelangkaan gas melanda Banjarmasin. Kami juga kena dampaknya. Harga refill tabung 12 kg pada saat normal adalah Rp.95.000,-- ternyata dengan susah payah kami mendapat gas di jaman 'susah' dikenai harga Rp.130.000,-- Alasannya pasokan dari Balikpapan terhambat, hu ...hu... jadi kepingin ke Balikpapan memborong langsung di sana ... :)
BBM sangat berpengaruh dengan harga-harga barang lainnya. Kenaikan harga BBM dan kelangkaannya, otomatis bisa mendongkrak harga-harga barang lainnya. Duh, bener deh... ibu rumah tangga sebagai manajer keuangan bertambah pusing jadinya. Masak, mau balik pakai kayu bakar lagi, lagian kayu juga semakin susah didapat lho....
Banjarmasin, terutama di lingkungan tempat tinggalku juga kurang nyaman akhir-akhir ini. Beberapa kali listrik mati. Dan yang terutama adalah air PDAM yang tidak mengalir, kalaupun mengalir debitnya sangat kecil dan hanya mampu keluar di keran terendah (tidak sampai semeter dari permukaan tanah). Berhari-hari sudah keadaan ini. Yang baru kutemui di sini adalah, biar berlangganan PDAM tapi belakangan ini banyak rumah yang memiliki mesin air, bukan menyedot air tanah tapi 'lomba' menyedot air PDAM yang debitnya kecil tersebut. Awalnya aku juga tidak punya, akibatnya sangat kesulitan air. Tapi kok melihat para tetangga dengan santainya 'membuang-buang' air untuk mencuci mobil segala, ternyata mereka sedot air PDAM itu dengan mesin. Ya sudah, akhirnya suamiku juga menyedikan mesin tersebut. Sejujurnya aku kurang suka harus menyedot terus, pertama kasihan bagi yang tidak punyai mesin, semakin sulit air menetes di rumah mereka karena keburu disedot rumah-rumah lain, kedua kok biayanya jadi dobel ya , ya bayar PDAM juga bayar listrik untuk menyalakan mesin airnya. Di daerah kami tidak memungkinkan menyedot air tanah karena umumnya perumahan di sini berada di atas tanah rawa yang berair (rumah panggung).
Dulu, ketika aku SD atau SMP, dari pelajaran yang kuterima, bahan kebutuhan pokok itu antara lain rumah, pakaian dan bahan makanan pokokk seperti beras dkk. Ternyata saat ini banyak sekali bahan pokok yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Krisis BBM terutama, bensin dan gas, kok jadi masalah cukup memusingkan belakangan ini. Di stasiun pompa bensin, sering terjadi antrian, meski biasanya solar, tapi pada saat-saat tertentu bensin juga sering antri. Satu lagi kebutuhan pokok yaitu gas elpiji. Selama sebulan terakhir kelangkaan gas melanda Banjarmasin. Kami juga kena dampaknya. Harga refill tabung 12 kg pada saat normal adalah Rp.95.000,-- ternyata dengan susah payah kami mendapat gas di jaman 'susah' dikenai harga Rp.130.000,-- Alasannya pasokan dari Balikpapan terhambat, hu ...hu... jadi kepingin ke Balikpapan memborong langsung di sana ... :)
BBM sangat berpengaruh dengan harga-harga barang lainnya. Kenaikan harga BBM dan kelangkaannya, otomatis bisa mendongkrak harga-harga barang lainnya. Duh, bener deh... ibu rumah tangga sebagai manajer keuangan bertambah pusing jadinya. Masak, mau balik pakai kayu bakar lagi, lagian kayu juga semakin susah didapat lho....
Subscribe to:
Posts (Atom)