Awalnya aku buka akun facebook karena stress... (hmmm, setelah tahu ternyata orang stress itu tanda orangtidak beriman ya...astaghfirullah). Stress pada saat anakku harus dioperasi atas tumor jinak yang ada padanya. Operasi tergolong operasi besar karena dilakukan di bagian dalam kepala (aku akan cerita di lain posting). Dari dulu aku suka internetan dengan blog walking dari satu blog ke blog lain, atau mencari informasi/berita dari berbagai situs. tapi tidak tertarik untuk punya akun FB. Sehingga kesedihan mendalam atas peristiwa anakku, terlintas pikiran alangkah nikmatnya bisa berbagi cerita dengan teman-teman. Iseng-iseng sekitar Juli-Agustus tahun 2009, kubuka juga akun FB. Pertama yang diadd sebagai teman pastilah teman-teman lama. Ketemu satu teman kuliah yang membuat grup alumni seangkatan dahulu, dari dia pertambahan teman cukup cepat. Nyantolah di list pertemanan satu-persatu mulai teman TKsampai teman seangkatan kerja. Tapi tidak semua aktif menulis di FB, sementara aku senang membaca tulisan orang. Mulailah searching nama-nama pengarang buku-buku yang kumiliki, alhamdulillah akhirnya bisa berteman dengan para penulis buku.
Diri kita bisa dilihat dari siapa teman-teman kita. Sebagian besar teman-teman FBku adalah penulis, penyampai dakwah, penggiat bidang pendidikan, beberapa pakar motivasi dan teknologi. Dari mereka berandaku relatip ramai setiap hari. Sementara dari teman-teman lama, ibaratnya cuma terlihat di list pertemanan, jarang yang benar-benarmenulis hal bermanfaat, mungkin karena kesibukan kerja mereka. Nah, dari jumlah yang relatip tidak banyak pertemananku tersebut, lebih dari separuhnya adalah teman-teman baru yang kukenal di dunia maya. Terhadap teman lama saja kadang-kadang kita sudah sedikit 'asing' dengan bagaimana dia sekarang, apalagi dengan teman-teman yang relatip baru kenal di FB. Dalam rangka mengenal biasanya aku jalan-jalan ke akun ybs, membaca status-statusnya, membaca komentar-komentarnya, melihat foto-foto yang diuploadnya. Bukankah 'statusmu menunjukkan dirimu' ?
Kadang-kadang terkaget-kaget sendiri, ternyata ada beberapa di antara mereka agak temperamental. Di balik kebijakan status seseorang, ada saja celah menunjukkan sifat aslinya. Biasanya adalah menjelek-jelekkan orang lain, baik di status maupun komentar. Susah memang mengatur pemikiran lebih dalam sebelum menulis sesuatu di dinding FB. Maksudku, hampir jarang kita terpikir, siapa-siapa sih yang akan membaca status atau komentar ini, apalagi yang temannya banyak pasti tidak mikir sejauh itu, menyangka semua yang ada di list pertemanan adalah seirama dengan kita. Bijaklah saran seseorang seperti ini, sebelum menulis pikirkanlah apa manfaat yang saya tulis ini bagi yang membacanya. Wall FB bukan dinding ratapan dan caci maki. Bukan diriku lebih baik dari yang lain, hal ini lebih untuk teguran pada diriku sendiri. Baguskanlah ucapan/tulisan kita di arena perFBan, semoga tidak sampai menyakitkan pihak lain.
Lidah tak bertulang, lidah bisa lebih tajam daripada pedang. Ucapan/tulisan kuibaratkan petir dan geledek. Petir sudah menyambar sementara suara gunturnya belakangan. Kata-kata sudah terucapkan/tertuliskan sementara pemikiran masih di belakang. Jejaring sosial FB ternyata tidak hanya bisa menciptakan teman-teman baru tetapi juga musuh-musuh baru, bahkan yang dulunya teman di dunia nyata bisa menjadi musuh di alam maya.
Urusan memilih teman, aku juga melaksanakannya. Untuk kebaikan kita tidak ada salahnya 'kan memilih teman yang bisa menyeret kita kepada kebaikan pula. Kalau ada yang meng-add aku sebagai teman, kulihat dulu 'dindingnya', teman bersamanya (mutual friends), foto-foto di albumnya. Sebenarnya peranku lebih banyak sebagai silent reader, banyak membaca daripada posting status, sehingga aneh juga kalau ada yang mau-maunya meng-add diriku... :) Bagiku berlaku, kualitas lebih baik daripada kuantitas. Sering mikir, berapa banyak teman-temanku yang terlihat tapi tak terjangkau. Maksudnya cuma menggantung di list pertemanan, tapi tak pernah bersilaturahmi atau bertukar sepatah dua patah kata. Biarlah sifatnya dunia maya, tetapi persahabatan yang baik dan bermanfaat ini bisa saling mempengaruhi ke dunia nyata.
No comments:
Post a Comment