Kalau lagi tidak bikin roti, aku beli roti 'kampung' yang dijual oleh tukang sayur keliling. Hemmm, rasanya lumayan apalagi makanya dicelup ke tanah panas. Mantap... Nah, kalo lagi weekend, ada rejeki dan lagi jalan bersama keluarga, baru deh beli roti di toko bakery, dengan harga sepantas kualitasnya.
Yang aku bingung kenapa roti-roti yang dijual itu rata-rata berwarna putih bagian dalamnya, sementara roti buatanku pasti agak kekuningan karena pengaruh warna mentega/margarain dan kuning telur. Apa jenis mentega/butternya beda ya..?
roti yang dibeli dari paman sayur |
roti buatanku |
Bikin roti itu kesenangan tersendiri. Awal-awal belajar, aku nguleni pakai tangan, capenya ruarr biasa dan makan waktu lebih dari setengah jam. Belakangan ini memberdayakan mixer yang spiral, toh adonannya relatip sedikit, paling banyak seperempat kg terigu, jadi mixernya masih kuanggap mampu nguleni. Rata-rata sampai adonan menjadi kalis perlu waktu 15 - 20 menit. Nah yang lama itu waktu pengembangannya, hampir dua jam biasanya. Yang penting bagiku, cukup puaslah bisa bikin roti sendiri buat konsumsi anak-anak. Salah satu kebahagiaan seorang emak adalah ketika anak-anaknya berkomentar ...'enaakkk..Ma' :) ...Alhamdulillah
No comments:
Post a Comment