Friday, December 30, 2011

Nilai KKM

Seminggu yang lalu, anak pertamaku menerima rapor hasil belajar semester ganjilnya. Ini rapor pertama sejak menjadi murid baru kelas VII SMP. Sesuatu yang baru pasti banyak cerita-cerita baru, sejak mendaftar hingga mengikuti kegiatan belajar mengajar anakku di sekolah. Nah, terakhir yang bikin aku terkejut adalah ketika kutanya berapa standar nilai KKM di sekolahnya. Kalau di SDnya dulu ada beberapa mata pelajaran yang KKMnya 75, ada yang 70, bahkan masih ada yang 60. Ternyata di SMPnya ini, mungkin karena termasuk SMP RSBI, untuk semua mata pelajaran KKMnya adalah 80. Luar biasa, tingginya. Bayangkan, satu level saja ada 300-an murid/anak didik, rasanya dengan jumlah mata pelajaran yang banyak, muatannya yang berat, sungguh hebat bisa mencapai nilai 80. Apakah mampu ke-300 anak didik tersebut mencapainya ?

Jaman ku sekolah dulu saja, nilai 80 itu sudah sangat hebat, padahal muatan pelajarannya belum seberat jaman sekarang. Sungguh, sebagai ibu baru untuk anak SMP, aku kaget membaca bahan pelajaran anakku. Satu mata pelajaran IPA saja terkandung tiga sub pelajaran yaitu Fisika, Biologi, dan Kimia, dan masing-masing memerlukan buku teks yang relatip tebal. Teringat ketika aku berusaha memahami 'satu' sub bab saja dalam biologi yaitu tentang Taksonomi, wah...banyaknya yang harus dibaca (hampir menyerupai bahan kuliah 'kali...) dan haruskah di pahami semua oleh anak kelas VII SMP ? Kemudian untuk IPS, terkandung pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi.

Di salah satu statusnya, kawan FBku yang kebetulan seorang guru mengatakan telah selesai mengisi raport anak-anak, dan penekanan dengan kata-kata 'yang penting tercapai nilai KKM'.  Baru, aku 'mengerti', ternyata untuk mencapai nilai KKM tersebut, ada juga peran guru membantu di sana. Jelas 'kan, bagaimana bisa ratusan anak satu level kelas dengan kemampuan berbeda-beda dapat mencapai KKM yang tinggi. Lebih kaget lagi ketika mendengar cerita bahwa di sekolah RSBI satunya lagi nilai KKM-nya 90, hah...?? Ini murni pencapaian prestasi belajar anak didik atau apa ya ..., seharusnya ada perbaikan pada sistem pendidikan di Indonesia. Banyak mata pelajaran 'sia-sia' karena hanya hapalan, apalagi menjelang ulangan/ujian, setelah itu lupa karena tidak terpakai atau dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Meski cukup puas melihat raport anakku, hati kecilku tetap bertanya-tanya ... hmmmm,  pasti seluruh teman-teman selevelnya juga punya nilai rata-rata 80 'kan ... hebat juga sekolah ini. Kalau tidak salah, aku sempat melihat list-nya, hanya satu orang teman sekelas anakku yang di satu mata pelajarannya punya KKM 70 dan itu telah distabilo merah oleh gurunya. Duh, padahal jamanku dulu 70 itu termasuk bagus.

Sekolah di jaman sekarang menuntut orangtuanya ikut belajar dan mau terus memperbaharui pengetahuannya. Ilmu 'kan terus berkembang dan bahan pelajaran anak-anak sekarang, menurutku, luar biasa beratnya. Sudah jam pelajaran di kelas lama, ditambah les yang diadakan sekolah, plus kalau yang ikutan les-les atau bimbel di luar sekolah. Kasihan anak-anak.

No comments:

Post a Comment