Thursday, December 1, 2011

Hari AIDS tanggal 1 Desember


Hari ini  tanggal 1 Desember ternyata adalah hari AIDS. Tadi dapat selebaran yang dibagikan oleh para mahasiswa yang relatip masih muda-muda,  selebaran yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi  dalam rangka hari AIDS tersebut.  Tak lupa disematkan pada ujungnya pita merah putih nan mungil,  dibagikan ke seluruh pengguna jalan yang melalui pertigaan itu.

Isi selebaran antara lain menjelaskan apa itu penyakit  AIDS dan HIV, bagaimana cara penyebarannya,  cara aman menghindarinya, dan himbauan untuk  konseling bila seseorang menginginkan untuk mengetahui status HIVnya.

Yang ingin kugarisbawahi di sini adalah ketidaksetujuanku pada beberapa pernyataan dalam selebaran tersebut.  Antara lain cara-cara berhubungan seksual dengan pasangan yang aman.  Dan satu paragrap lagi yang memuat kalimat seperti ini :

SUAMI HEBAT adalah suami yang melindungi dirinya dari penyakit  (pakai  kondom kalau ‘jajan’) sehingga ia tidak akan menularkan penyakit kepada istri, anaknya dan orang lain.
Hmmm, dalam kalimat ini arahnya jelas ‘suami’ disini adalah positip penderita, tapi  kok masih  dimaklumi  berhubungan dengan bukan istrinya (‘jajan’) dengan menyampaikan cara berhubungan yang aman dengan orang lain. Terlalu....
 

Sejak awal, sebagai  tindakan pencegahan,  sebagai orang yang beragama seharusnya kita sudah mengerti  bahwa satu-satunya orang yang halal adalah pasangan kita. Jelas  bahwa agama telah mengatur agar perilaku umatnya jauh dari perbuatan tidak baik. Berbagai penyebab penyebaran HIV AIDS  yang menurutku benar-benar korban adalah seseorang yang mendapat  transfusi  darah dari pendonor yang terinfeksi dan anak yang dilahirkan oleh ibu penderita HIV AIDS .  Sedangkan penyebab lainnya lebih merupakan akibat perbuatan yang kurang baik manusia itu sendiri  yaitu pergaulan/hubungan seksual  yang bebas dan penggunaan narkoba melalui jarum suntik.  Jadi demi pencegahan lebih lanjut bukan dengan ‘menghalalkan’ hubungan suami istri  dengan siapa saja asal menggunakan pengaman  (kondom), tetapi  lebih menekankan pemahaman gambaran buruknya akibat hubungan bebas tersebut, baik untuk kesehatan diri sendiri apalagi terhadap ajaran agama.

Terhadap penderita HIV AIDS, terutama anak-anak, seharusnya memang  tidak dijauhi  karena mereka perlu dukungan  untuk menjalani hidup lebih baik. Mereka telah menggoreskan pelajaran yang seharusnya dapat kita sarikan dengan baik hikmahnya.

No comments:

Post a Comment