Hari ini tanggal 1 Desember ternyata adalah hari AIDS. Tadi dapat selebaran yang dibagikan oleh para mahasiswa yang relatip masih muda-muda, selebaran yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi dalam rangka hari AIDS tersebut. Tak lupa disematkan pada ujungnya pita merah putih nan mungil, dibagikan ke seluruh pengguna jalan yang melalui pertigaan itu.
Isi selebaran antara lain menjelaskan apa itu penyakit AIDS dan HIV, bagaimana cara penyebarannya, cara aman menghindarinya, dan himbauan untuk konseling bila seseorang menginginkan untuk mengetahui status HIVnya.
Yang ingin kugarisbawahi di sini adalah ketidaksetujuanku pada beberapa pernyataan dalam selebaran tersebut. Antara lain cara-cara berhubungan seksual dengan pasangan yang aman. Dan satu paragrap lagi yang memuat kalimat seperti ini :
SUAMI HEBAT adalah suami yang melindungi dirinya dari penyakit (pakai kondom kalau ‘jajan’) sehingga ia tidak akan menularkan penyakit kepada istri, anaknya dan orang lain.
Hmmm, dalam kalimat ini arahnya jelas ‘suami’ disini adalah positip penderita, tapi kok masih dimaklumi berhubungan dengan bukan istrinya (‘jajan’) dengan menyampaikan cara berhubungan yang aman dengan orang lain. Terlalu....
Sejak awal, sebagai tindakan pencegahan, sebagai orang yang beragama seharusnya kita sudah mengerti bahwa satu-satunya orang yang halal adalah pasangan kita. Jelas bahwa agama telah mengatur agar perilaku umatnya jauh dari perbuatan tidak baik. Berbagai penyebab penyebaran HIV AIDS yang menurutku benar-benar korban adalah seseorang yang mendapat transfusi darah dari pendonor yang terinfeksi dan anak yang dilahirkan oleh ibu penderita HIV AIDS . Sedangkan penyebab lainnya lebih merupakan akibat perbuatan yang kurang baik manusia itu sendiri yaitu pergaulan/hubungan seksual yang bebas dan penggunaan narkoba melalui jarum suntik. Jadi demi pencegahan lebih lanjut bukan dengan ‘menghalalkan’ hubungan suami istri dengan siapa saja asal menggunakan pengaman (kondom), tetapi lebih menekankan pemahaman gambaran buruknya akibat hubungan bebas tersebut, baik untuk kesehatan diri sendiri apalagi terhadap ajaran agama.
Terhadap penderita HIV AIDS, terutama anak-anak, seharusnya memang tidak dijauhi karena mereka perlu dukungan untuk menjalani hidup lebih baik. Mereka telah menggoreskan pelajaran yang seharusnya dapat kita sarikan dengan baik hikmahnya.
No comments:
Post a Comment