Wednesday, October 5, 2011

What's Wrong

Aku,  biar otodidak dan sedikit demi sedikit begini, belajar menggunakan dan mengerti bahasa inggris sehari-hari. Untuk itulah terbiasa menset sesuatu selalu dalam Bahasa Inggris, meskipun kadang2 bingung juga. Sekali waktu membuka hape anakku, rupanya di set Bahasa Indonesia, waduh emaknya bingung..."kalo nyari ini bahasa indonesianya apa ya?" Anakku nnyeletuk, mama ini orang Indonesia apa orang Inggris sih,,? Hihihi...repot amat dengan bahasa sendiri ya.

Anak-anak sekarang mulai TK sudah belajar Bahasa Inggris, sampe kuliah. Tapi kok nggak ada bedanya dg orang jamanku dulu, mulai belajar sejak SMP, tapi ngomong Inggrisnya nggak maju2. Itulah ilmu tak terpakai, bagaimana bisa lengket di kepala. Orang yg jago grammar belum tentu bisa ngomongnya, ....padahal katanya berani ngomong aja dulu,,nggak perlu dipikirin grammarnya, toh lawan bicara bisa maklum. Kayak orang lulus ujian teori SIM, tapi nggak berani bawa kendaraannya, nah apa gunanya. Kadang2 terpikir dg ucapan Pak Rhenald Kasali, bikinlah paspor tanpa peduli sudah bisa cas cis cus belum. Artinya dengan paspor kita siap ke luar negeri, langsung terjun ke dunia orang bule sono. Hehe..benar juga, sungguh jadi pingin seperti itu.

Belum lagi sekolah2 RSBI, yang kadang2 terlalu dipaksakan. Dari luar keren, ternyata di dalam, para guru juga belum sepenuhnya siap. Ada cerita lucu dari sekolah anakku, karena banyak mata pelajaram yang diduabahasakan, murid2 juga mengerjakan tugas/task dalam bhs inggris (sungguh, emaknya ikut repot),... terselip ucapan Guru Agamanya begini 'memangnya nati di alam kubur, malaikat nanya pake bahasa inggris?" Haha...lucu juga. Ada lagi cerita lain dari Guru Math yg menugaskan PR dari buku paket berbahasa inggris. Tertera di soal 'approximate the result' atau 'estimate the product' dimana sebelumnya sudah ada example problem solving with rounding. Ternyata jawaban PR anakku, hasil penjelasan emaknya, salah semua. Bagaimana tdk salah kalau jawaban dari gurunya adalah hasil yg sebenarnya bukan pembulatan. Wah, jadi siapa yg salah menterjemahkan bacaan soal sih...atau kamusnya berbeda..:)

Gambar dari Google Image

 Dulu, waktu aku SMP, ada yg ngomong begini, Yg ikut les ini-itu artinya dia belum menguasai pelajaran tsb. Jaman sekarang, kursus atau bimbel berhamburan, termasuk les di sekolah2. Kadang2 kepikiran mau ngeleskan anak2 utk bahasa inggris krn bagaimana pun globalisasi menuntut itu..halah. Tapi, aku suka mikir, utk pelajaran2 yg mamanya atau ortunya masih bisa menjelaskan, ngapain ikut les..hehe.. bilang aja pengiritan pengeluaran. lagian mereka sudah ikut les di sekolah masing2.

Jadi, membimbing anak belajar (terutama utk PR, tugas, dan menjelang ulangan/ujian), ortu terutama emaknya harus berlajar lagi. Padahal, itu semua yg sudah kita pelajari juga duluuuu...Hmmmm, lulus S3 *) tidak berarti sudah lulus semua mata pelajaran dasar rupanya. Kalau sudah ikutan bingung, emaknya punya sumber kunci jawabannya yg setia untuk dikorek-korek, apalagi kalau bukan si Google. Hidup...emak2 gaptek (=tanggap teknologi).


S*) : SD, SMP, SMA

No comments:

Post a Comment